Sabtu, 12 Oktober 2019

Mengidentifikasi Aspek Lingkungan Ekonomi, Pola Konsumsi, dan Perkembangan Pasar Global


MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN
ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0



Di susun Oleh :
Nama :            HILDA FEBRIANTI 
NPM :             13216308         
Kelas :             4EA27



FAKULTAS ILMU EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019




KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Bekasi,  10  Oktober  2019

Tim Penyusun



DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................. ..... ii
BAB 1       PENDAHULUAN................................................... 1
                 1.1. Latar Belakang................................................... 1
                 1.2. Rumusan Masalah.............................................. 1
                 1.3. Tujuan Masalah.................................................. 1

BAB 2     PEMBAHASAN......................................................... 2
                 2.1. Aspek Lingkungan Ekonomi............................... 2
                 2.2. Pola Konsumsi..................................................... 2
                 2.3. Perkembangan Pasar Global................................ 4

BAB 3   PENUTUP...................................................................... 7
                 3.1. Kesimpulan........................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................... 8




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Pada awalnya, manusia membutuhkan makanan, pakaian, tempat tinggal yang memerikasa mereka untuk bergaul dan menyelasaikan masalah-masalah ekonomi dengan cara tradisional misalnya berburu, bertani, atau berpindah tempat satu ke tempat lain (nomade). Pada awal kehidupan manusia, belum ada istilah ekonomi. Akan tetapi tidak diragukan lagi bahwa masalah-masalah yang dihadapi manusia saat itu adalah masalah-masalah yang zaman sekarang ini disebut dengan istilah masalah-masalah ekonomi.
Perkembang ekonomi sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan bermula pada tahun 1776, yaitu setelah terbitnya buku karya ada smith yang berjudul an inquiry into the nature and causes and wealth of nations. Adam smith menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, sehingga peran pemerintah menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Semnjak itu adam smith disubut sabagai bapak ilmu ekonomi sekaligus pendiri aliran pemikiran ekonomi yang disebut aliran klasik. Gagasan adam smith tersebut menjadi dasar bagi ahli ekonomi berikutnya, seperti thomas malthus, david ricardo, dan jonh sturart mill.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa itu lingkungan ekonomi?
2.      Apa itu pola konsumsi?
3.      Bagaimana perkembangan pasar global?
1.3       Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa itu lingkungan ekonomi.
2.      Untuk mengetahui apa itu pola konsumsi.
3.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pasar global.


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1       Aspek Lingkungan Ekonomi
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat organisasi internasional beroperasi. Kondisi ekonomi memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja dari setiap bisnis karena dapat mempengaruhi pendapatan atau beban dari bisnis tersebut.
Ketika perekonomian kuat, tingkat lapangan kerja tinggi, dan kompensasi yang dibayarkan kepada karyawan juga tinggi. Oleh karena orang memiliki penghasilan yang relative baik dalam kondisi ini, mereka membeli sejumlah besar produk. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini memperoleh manfaat dari besarnya permintaan. Perusahaan mempekerjakan banyak karyawan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang mencukupi guna memenuhi permintaan. Perusahaan juga dapat membayarkan upah yang tinggi kepada karyawan.
Ketika perekonomian lemah, perusahaan cenderung memberhentikan sebagian karyawannya dan tidak mampu membayarkan upah yang tinggi. Karena orang memiliki penghasilan yang relative rendah dalam kondisi ini, maka mereka membeli produk dengan jumlah yang sedikit. Perusahaan yang menghasilkan produk-produk ini sangat terpukul karena perusahaan tidak dapat menjual seluruh produk yang dihasilkannya. Konsekuensinya perusahaan mungkin perlu memberhentikan sebagian karyawan. Dalam kondisi ini, beberapa perusahaan mengalami kegagalan, dan seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan sehingga membuat tingkat penggangguran meningkat.
2.2       Pola Konsumsi
Pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam pembangunan harus dilandasi dengan pendekatan pendayagunaan sumberdaya alam  dengan manfaat sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat secara berkelanjutan. Pola konsumsi sumberdaya alam seharusnya memberi kesempatan dan peran-serta masyarakat serta memberdayakan masyarakat untuk dapat mengelola sumberdaya alam secara optimal dan lestari . Masih sangat terbatas kebijakan yang secara eksplisit mendorong pada pola produksi dan konsumsi yang optimal dan berkelanjutan.
Dalam sebagian kehidupan masyarakat dan budaya perkotaan telah berkembang gaya hidup konsumtif, karena sebagian besar mereka tidak lagi mengkonsumsi berdasarkan nilai guna, nilai pakai, tetapi sesuatu yang hanya merupakan “simbol” di mana image atau citra menjadi sangat penting. Hal ini seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dunia informasi dan komunikasi. Permasalahan Lingkungan seperti pencemaran, degradasi lahan kritis, dan kelangkaan sumberdaya alam akan cenderung berkembang sebagai dampak dari pola produksi / industri dan konsumsi yang berlebihan.
Konsumsi energi meningkat sekitar 8% per tahun. Konsumen terbesar adalah sektor industri (4.9%). Transportasi membutuhkah 32% dan selebihnya adalah untuk kebutuhan rumah tangga.  Berubahnya struktur ekonomi dari pertanian ke industri dan meningkainya aktivitas ekonomi di berbagai sektor kehidupan, mempengaruhi Iaju peningkatan konsumsi energi yang secara langsung juga akan meningkatkan emisinya. Untuk mencegah dan mengatasi dampak emisi ini pola konsumsi dan produksi sumberdaya energi perlu segera ditangani secara tepat dan cermat. Pola konsumsi tiap orang berbeda-beda. Orang yang berpendapatan tinggi berbeda pola konsumsinya dengan orang yang berpendapatan menengah, berbeda pula dengan orang yang berpendapatan rendah. Pola konsumsi direktur berbeda dengan konsumsi karyawan. Pola konsumsi guru berbeda dengan pola konsumsi petani.
Perbedaan pola konsumsi tiap orang tidak hanya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan, tapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
  • Tingkat pendidikan/pengetahuan. 
  • Kondisi tempat tinggal iklim.
  • Jenis pekerjaan.
  • Tingkat peradaban bangsa.
  • Kebiasaan dan kondisi sosial budaya masyarakat.
  • Tinggi rendahnya harga barang dan jasa.
  • Selera yang sedang berkembang di masyarakat.

Pola konsumsi orang berbeda-beda, tetapi secara umum dalam berkonsumsi orang akan mendahulukan kebutuhan pokok, baru kemudian memenuhi kebutuhan lainnya.
2.3       Perkembangan Pasar Global
Pengertian pasar global adalah pemasaran berskala seluas dunia Internasional yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha. Peluang pasar selalu terbuka bagi semua pelaku usaha, tak terkecuali di pasar ekspor. Yang penting mesti kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan pasar.Pelaku bisnis yang tangguh tentu tak mudah ditenggelamkan oleh setiap perubahan tantangan bisnis meski tantangan yang datang semakin berat. Pasar global mengalami perkembangan yang pesat belakangan ini karena beberapa faktor, antara lain:
  • Adanya beberapa negara industri yang mampu menghasilkan produk berkualitas dengan harga murah, misalnya China dan Taiwan.
  • Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan antar negara yang secara langsung menjadi konsumen global.
  • Semakin banyaknya transportasi antar negara yang mempermudah distribusi produk.
  • Perdagangan dunia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar dunia.



Pelaku bisnis skala internasional yang tangguh tentu tak mudah ditenggelamkan oleh setiap perubahan tantangan bisnis meski tantangan yang datang semakin berat. Bagi para pebisnis sejati, kesulitan justru menjadi cambuk yang melecut semangat untuk memecahkannya sehingga usaha dapat semakin berkembang dan maju. Karakter semacam itu tampaknya juga melekat pada sederet pengelola perusahaan di Indonesia yang juga terlihat dari kinerja perusahaan yang dikelola yang hasilnya memang super.
Dimensi-dimensi utama dalam pemasaran global:

  • Lingkungan pemasaran global.
  • Segmentasi pasar global.
  • Pemasaran dengan sasaran global
  • Merumuskan strategi dan rencana pemasaran global.
  • Bauran pemasaran global.
  • Mengelola dan memimpin usaha pemasaran global.

Jika sudah memahami pengertian pasar global dengan baik, tentunya kita bisa menyimpulkan bahwa pasar global adalah peluang bisnis yang sangat besar dan menantang. Ketika suatu orang atau perusahaan memutuskan untuk ikut serta dalam pasar global, maka terbukalah kesempatan baginya untuk mengembangkan bisnisnya dan meraih lebih banyak keuntungan. Beberapa kesempatan tersebut antara lain:
·    Perusahaan dapat membuka pabrik di negara lain yang upah buruhnya lebih murah
· Perusahaan dapat membuka kantor cabang dan pabrik cabang di beberapa tempat di seluruh dunia untuk mempermudah dan mempermurah distribusi produknya
·  Perusahaan dapat memperoleh target konsumen yang lebih banyak dengan memperkenalkan produknya di negara lain yang potensial

Manajemen Pemasaran Global adalah Disiplin ilmu universal dapat diterapkan di mana saja, baik di Amerika atau di Jepang.Kebiasaan pemasaran bervariasi dari satu negara ke negara lain. Konsep Pemasaran : Sekitar tahun 1960 konsep pemasaran strategis, dengan konteks lingkungan eksternal yang lebih luas spt pelanggan, persaingan, kebijakan dan peraturan pemerintah, ekonomi secara luas, dan tekanan ekonomi makro yang membentuk evolusi pasar. Selain itu tujuan pemasaran yang berubah secara drastis, dari laba ke keuntungan bagi pemercaya (stakeholder) Tiga Prinsip Pemasaran 1. Nilai Pelanggan dan Persamaan Nilai 2. Keunggulan Kompetitif atau Diferensial 3. Fokus Pentingnya Pemasaran Global Pemasaran global adalah proses memfokuskan sumber daya dan sasaran dari sebuah perusahaan terhadap peluang pemasaran global.

Para jawara ekspor itu bukan saja mampu menaklukkan aneka kendala yang banyak dikeluhkan kebanyakan pengusaha, tapi juga mampu menahan diri dari godaan pasar dalam negeri yang tak kalah menarik. Sejujurnya harus diakui, bagi para pengelola usaha, menjadi eksportir jelas menjadi tantangan dan peluang. Selain berpendapatan dollar yang dapat memperkokoh perekonomian, exposure produk dan perusahaannya juga akan semakin luas sehingga dapat membuka peluang kerjasama dengan pengusaha dari luar negeri untuk menggarap bisnis yang lebih besar.

BAB 3
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat organisasi internasional beroperasi. 
Pola konsumsi orang berbeda-beda, tetapi secara umum dalam berkonsumsi orang akan mendahulukan kebutuhan pokok, baru kemudian memenuhi kebutuhan lainnya.
Pasar global adalah pemasaran berskala seluas dunia Internasional yang terbuka bagi seluruh pelaku usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Sabtu, 20 April 2019

Hasil Diskusi Kelompok 3


HASIL DISKUSI KELOMPOK 3
HASIL DISKUSI TANYA-JAWAB
·         Pertanyaan KELOMPOK 3 untuk KELOMPOK 2
Bagaimanakah maksud dari tanggung jawab moral dan sosial bisnis itu? Dan contoh dari tanggung jawab moral dan sosial bisnis sendiri itu seperti apa?
·         Jawaban yang diberikan KELOMPOK 2
Maksud dari tanggung jawab moral dan sosial bisnis itu adalah tindakan perusahaan dalam berinteraksi yang didasarkan pada etika. Contoh tanggung jawab itu sendiri adalah CSR (Corporate Sosial Responsibility)
Jadi, didapat kesimpulan dari kelompok kami bahwa tanggung jawab moral dan sosial bisnis itu adalah bagaimana suatu perusahaan memiliki berbagai tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, dll.
HASIL DISKUSI DARI KELOMPOK 1 DAN KELOMPOK 2
Kelompok 1
Kelompok 1 mempresentasikan tentang konsep dasar etika dan moral, untuk summary hasil diskusi yang kelompok kami dapat adalah mengenai maksud dari etika bisnis sendiri, lalu ada maksud dari moral, peran dan manfaat. Seperti yang sudah di jelaskan oleh kelompok 1, etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas. Sedang untuk moral dalam lingkup etika bisnis sendiri adalah menyangkut kelakuan baik buruknya suatu bisnis atau sifat pembisnis itu sendiri.
Untuk contoh kasus yang diberikan oleh kelompok 1 adalah mengenai perusahaan albothyl. Hasil diskusi yang didapat adalah bahwa perusahaan albothyl sendiri telah melanggar beberapa etika dan moral yang sudah di syaratkan dalam dunia bisnis seperti. Pertama, didalam produk albothyl ternyata mengandung zat-zat yang bukannya menyembuhkan penyakit tetapi justru memperparah penyakit tersebut jika digunakan dalam jangka panjang. Kedua, pada kasus ini siapa yang harus disalahkan? Selama ini kita semua tau bahwa ketika kita sedang sariawan obat yang pertama kali ada dibenak kita adalah albothyl, walaupun kita mengetahui efek penggunaan albolthyl yang begitu perih. Sebetulnya pihak albothyl lah yang harusnya lebih menanggapi dengan serius mengenai perihal keamanan produknya. Bisa saja pihak regulator yang sudah mengambil sampel lalu memberikan surat izin edar lalai dalam pekerjaannya.
Kelompok 2
Kelompok 2 mempersentasikan tentang gambaran umum profesi bisnis dan tanggung jawab moral dan sosial bisnis, untuk summary hasil diskusi yang kelompok kami dapat secara garis besar adalah tentang tanggung jawab seorang pembisnis terhadap bisnis yang mereka jalani, lalu ada karakteristik umum suatu proses bisnis salah satunya dengan  memberikan nilai tambah pada proses bisnis tersebut, maksudnya memberi nilai tambah adalah melakukan inovasi dan kreasi pada produk tersebut.
Untuk contoh kasus yang diberikan oleh kelompok 2 adalah mengenai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Slamet Garut. Hasil diskusi yang didapat adalah buruknya tanggung jawab yang diberikan rumah sakit tersebut, pelayanan yang diberikan dan juga moralitas. Banyaknya pasien yang terlantar membuat rumas sakit ini dinilai memberikan pelayanan yang buruk. Seharusnya sebagai rumah sakit yang notabennya mengabdi untuk masyarakat dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal.

Jumat, 29 Maret 2019

MAKALAH CONTOH KASUS PENERAPAN ETIKA KE DALAM BISNIS DAN KENDALANYA


MAKALAH ETIKA BISNIS
CONTOH KASUS PENERAPATAN ETIKA KE DALAM BISNIS DAN KENDALANYA





Di susun Oleh :
Nama                                                  NPM
ANNISA NUR FITRIA                               10216950
FIOLITA RAMADHAN                             12216845
HILDA FEBRIANTI                                   13216308
MUSHAB UMAIR                                       15216170

Kelas : 3EA27

FAKULTAS ILMU EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019      

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Bekasi,  20 Maret 2019

Tim Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB 1       PENDAHULUAN.......................................................................... 1
                 1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
                 1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 2
                 1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 2
                 1.4. Manfaat Penelitian...................................................................... 2

BAB 2     PEMBAHASAN............................................................................... 3
                2.1. Contoh Kasus............................................................................... 3
                   2.1.1. Contoh Kasus Peternakan Ayam........................................... 3
                   2.1.2. Contoh Kasus Pabrik Kembang Api Kosambi....................... 4
                   2.1.3. Contoh Kasus PT. Freeport.................................................... 10

BAB 3   PENUTUP.......................................................................................... 11
                 3.1. Saran........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA







BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG MASALAH
Di era persaingan global superketat dewasa ini menuntut setiap perusahaan untuk senantiasa melakukan upaya-upaya yang pro-aktif agar tetap dapat eksis dan meraih/mempertahankan pasar. Hal ini jelas membuat  semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita. Perusahaan yang bermoral dan beretika yang akan mampu menarik simpati konsumen. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi dapat diatasi. Etika bisnis juga merupakan cara unggul untuk dapat memperoleh simpati msyarakat agar perusahaan mampu bertahan.

1.2              RUMUSAN MASALAH
Bagaimana contoh kasus dari “Penerapan Etika ke dalam Bisnis dan Kendala-kendalanya?”
1.3              TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui dan memahami bagaimana contoh kasus dari “Penerapan Etika ke dalam Bisnis dan Kendala-kendalanya”.

1.4              MANFAAT PENULISAN
Pembaca dapat mengetahui dan memahami bagaimana contoh kasus dari “Penerapan Etika ke dalam Bisnis dan Kendala-kendalanya”.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       CONTOH KASUS
2.1.1    Contoh Kasus Peternakan Ayam
Usaha peternakan ayam negeri atau broiler mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan karena tingginya permintaan masyarakat akan daging. Usaha peternakan ayam ini juga memberikan keuntungan yang tinggi dan bisa menjadi sumber pendapatan bagi peternak ayam broiler tersebut. Akan tetapi, peternak dalam menjalankan usahanya masih mengabaikan prinsip-prinsip etika bisnis.
Akhir-akhir ini usaha peternakan ayam dituding sebagai usaha yang ikut mencemari lingkungan. Banyaknya peternakan ayam yang berada dilingkungan masyarakat dirasakan mulai mengganggu oleh warga terutama peternakan ayam yang lokasinya dekat dengan pemukiman penduduk. Masyarakat banyak mengeluhkan dampak buruk dari kegiatan usaha peternakan ayam karena masih banyak peternak yang mengabaikan penanganan limbah dari usahanya.
Limbah peternakan yang berupa feses (kotoran ayam), dan sisa pakan serta air dari pembersihan ternak dan kandang menimbulkan pencemaran lingkungan masyarakat di sekitar lokasi peternakan tersebut. Selain itu timbulnya banyak lalat yang dikarenakan kurang bersih dan dirawatnya kandang, masyarakat takut lalat tersebut nantinya membawa penyakit. Dan satu lagi dari peternakan ayam negeri masyarakat mengkhawatirkan virus flu burung Avian Infuenza (H5N1) yang pada saat tahun 2008 lagi sedang gempar-gemparnya. Oleh karena itu, peternak ayam negeri atau broiler harus memiliki etika bisnis yang baik bukan hanya mencari keuntungan semata namun juga harus menciptakan lingkungan yang sehat di sekitar peternakan.
Dengan cara pengelolaan limbah yang baik misalkan dijadikan pupuk untuk tanaman atau untuk pakan ikan lele, menjaga kebersihan lingkungan dengan melakukan penyemprotan kandang disinfetan secara berkala agar tidak timbul banyak lalat dan penyakit.
Dari contoh kasus diatas, maka dapat ditarik kesimpulan, jika saja peternakan tersebut menerapkan etika bisnis dengan baik, maka akan mendatangkan manfaat dari penerapan etika bisnis :
1.      Perusahaan mendapatkan kepercayaan dari konsumen.
2.      Perusahaan yang jujur akan menciptakan konsumen yang loyal. Bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain untuk menggunakan produk tersebut.
3.      Citra perusahaan di mata konsumen baik.
4.      Dengan citra yang baik maka perusahaan akan lebih dikenal oleh masyarakat dan produknya pun dapat mengalami peningkatan penjualan.
5.      Meningkatkan motivasi pekerja.
6.      Karyawan akan bekerja dengan giat apabila perusahaan tersebut memiliki citra yang baik dimata perusahaan.
7.      Keuntungan perusahaan dapat di peroleh.
Dari semua kajian dan dari praktik yang sudah banyak terjadi dalam kehidupan bisnis tujuan etika bisnis adalah menggugah kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis yang baik dan tidak melakukan hal-hal yang bisa merugikan banyak pihak yang terkait dalam bisnis tersebut.
2.1.2    Contoh Kasus Pabrik Kembang Api Kosambi
Kembang api adalah bahan peledak berdaya ledak rendah piroteknik yang digunakan umumnya untuk estetika dan hiburan. Salah satu bentuk kembang api yang umum adalah dalam pertunjukan kembang api. Kembang api menghasilkan empat efek primer: suara, cahaya, asap, dan bahan terbang (contohnya confetti). Kembang api dirancang agar dapat meletus sedemikian rupa dan menghasilkan cahaya yang berwarna-warni seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu, dan perak. Pertunjukan kembang api umum di seluruh dunia dan merupakan titik pertemuan banyak pesta kultural dan religious. Kembang api dibuat dari berbagai bahan kimia. Warna-warna yang dihasilkan merupakan kombinasi yang rumit dari berbagai bahan kimia. Unsur yang sering digunakan untuk pembuatan kembang api antara lain adalah magnesium, natrium, fransium, litium, boron, kalium, kalsium dan berbagai oksidator.
Tetapi bagaimana jika sebuah pabrik kembang api meledak dan menyebabkan beberapa korban meninggal? Apakah orang-orang masih bisa berfikir bahwa kembang api adalah sebuah hal yang menyenangkan?
Berikut adalah yang terjadi sebuah ledakan pada pabrik yang berlokasi di Kompleks Pergudangan 99, Jalan Salembaran Jaya, Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017). Suara ledakan dan asap hitam itu berasal dari pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang dilalap si jago merah. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, suara ledakan itu pertama kali terdengar pukul 09.00 WIB. Saat itu, saksi yang bernama Amri dan Ajud tengah bekerja memperbaiki mess yang berjarak sekitar 20 meter dari pabrik mercon tersebut. Seusai mendengar suara ledakan, kedua saksi melihat atap pabrik ambruk. Ambruknya atap pabrik langsung disusul kobaran api yang langsung melahap bangunan yang terletak tak jauh dari gedung SMP 1 Kosambi itu.
Satu setengah jam setelah pabrik itu mulai terbakar, petugas pemadam kebakaran baru tiba lokasi. Petugas pemadam kesulitan masuk ke dalam pabrik lantaran pintu utama pabrik tersebut dalam keadaan terkunci. Komandan Petugas Pemadam Kebakaran Tangerang, Darda Khadafi, mengungkapkan saat tiba di lokasi sekitar pukul 10.30 WIB, mereka melihat tembok gudang sudah dijebol oleh warga. Sementara, pintu tidak bisa dibuka.
“Waktu kami datang, beberapa sudah diselamatkan oleh warga yang membobol tembok. Tidak semua, yang lain terjebak di dalam,” kata Darda kepada KompasTV, Kamis.
Setelah petugas pemadam masuk, mereka menemukan tumpukan orang di belakang gudang dalam kondisi mengenaskan. Mereka terbakar dan sudah tidak bernyawa.
“Korban ada di dalam bertumpuk, ada produksi, pintu gerbang dikunci, tidak ada akses keluar,” kata Darda.
Darda menduga, para korban lari ke belakang untuk menyelamatkan diri karena pintu gerbang terkunci. Petugas pemadam baru bisa menjinakan kobaran api pada sekitar pukul 12.00 WIB. Setelah dipastikan kondisi pabrik aman, petugas pemadam bersama pihak kepolisian mengevakuasi korban dari dalam pabrik mercon itu. Setidaknya, ditemukan 47 orang tewas dan 46 orang lainnya mengalami luka-luka akibat peristiwa itu. Berdasarkan informasi polisi, pabrik tersebut memiliki 103 karyawan. Belum diketahui pasti dimana 10 orang karyawan lainnya.
Para korban tewas langsung dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur guna dilakukan proses identifikasi. Sementara korban selamat dilarikan ke RS BUN, RSUD Tangerang dan RS Mitra Husada.
Tragedi yang menewaskan hingga 48 orang itu diyakini sebagai buah dari berbagai pelanggaran aturan. Setidaknya, tercatat ada empat jenis pelanggaran yang dilakukan.
Izin usaha
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya Sukses itu memiliki izin lengkap mulai dari izin industri, izin lingkungan, hingga izin mendirikan bangunan. Awalnya, pabrik itu beroperasi dengan izin gudang. Lalu tahun 2015 sesuai permintaan pemiliknya, statusnya ditingkatkan sebagai manufaktur. Tahun 2016, izin industrinya diterbitkan dan tahun 2017 diperpanjang lagi sejak dua bulan lalu.
Meski mengantongi izin, belakangan diketahui ada perizinan yang dilanggar. Pelanggaran ini membuat izin pabrik dicabut oleh Pemkab Tangerang. “Izin usaha industri dan di sana dijelaskan ditandatangani oleh direksi, pekerjanya jauh di bawah 100 hanya 10 orang. Jadi proposal semuanya dengan luasan sedemikian rupa, hanya 10 15 orang masih memungkinkan, tapi ketika kita tahu ada 100 orang pekerja kemudian ada pelanggaran bangunan sudah pasti dicabut,” ucap Zaki, Minggu (29/10/2017) malam.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Penyelidikan polisi dan kesaksikan dari korban selamat menguak awal mula kebakaran pada Kamis pagi itu. Api berasal dari percikan yang muncul saat sebagian pekerja mengelas asbes. Percikan itu diduga menyambar ke bahan-bahan baku kembang api dan petasan banting yang mudah terbakar. Kobaran cepat api dan minimnya akses keluar masuk juga dituding sebagai penyebab banyaknya korban meninggal, kesulitan menyelamatkan diri.
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengatakan dari segi konstruksi bangunan sendiri, pabrik ini lebih mirip seperti gudang. Sarana, prasarana, dan keselamatan kerjanya tidak memadai.
“Yang terkait K3 ada beberapa SOP untuk penimbunan, penggunaan, kemudian produksi bahan berbahaya ini SOP lebih tinggi, soal panas saja ada diatur sarana prasarana yang baik untuk mengendalikan panas,” ujar Hanif ketika berkunjung ke pabrik, Minggu (29/10/2017).
Dengan jenis usaha berbahaya, sangat disayangkan tidak ada jalur evakuasi. Padahal, titik dan jalur evakuasi penting bagi industri rentan bahaya seperti ini. “Ada Peraturan Kapolri soal pengendalian bahan berbahaya, ada juga di undang-undang yang mengatur K3,” kata Hanif
Mempekerjakan anak di bawah umur
Kesaksian para korban selamat mengatakan banyak anak bekerja, dari usia 13 hingga 17 tahun. Mereka direkrut oleh mandor untuk kerja dengan upah harian. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan melarang anak atau mereka yang berusia di bawah 18 tahun untuk bekerja pada pekerjaan yang membahayakan bagi kesehatan, keselamatan, atau moral anak.
Terhadap fenomena ini, Hanif memastikan ada sanksi yang harus dijalani pengusahanya. “Laporan baru ada dua orang anak kami temukan, itu pelanggaran,” ujar Hanif.
Tidak terdaftar BPJS Ketenagakerjaan
Selain berbohong soal jumlah pekerja, pemilik juga melakukan pelanggaran jaminan sosial berupa perusahaan daftar sebagian (PDS). Dari 103 pekerja, hanya 27 yang didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. “Ini pelanggaran hanya mendaftarkan sebagian pekerja,” ujar Hanif. Tanpa BPJS Ketengakerjaan, pekerja rentan dieksploitasi dan dilanggar hak-haknya. Mereka yang terdaftar, akan menerima santunan sesuai aturan mengenai hak peserta BPJS. Sementara mereka yang sebagian besar tidak terdaftar, akan tetap menerima santunan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Namun Hanif menegaskan bahwa pihaknya tetap akan menuntut agar pengusaha membayarkan santunan sesuai aturan BPJS Ketenagakerjaan. “Dengan pemerintah membantu tidak berarti melepaskan tanggung jawabnya. Saya enggak mau pakai perjanjian-perjanjian, pokoknya dipenuhi kompensasi bagi pekerja,” ujarnya. “Sanksinya kita akan lihat konstruksi hukum, tapi kalau menurut saya ini harus dikasih sanksi seberat-beratnya. Ini korban besar,” ujar Hanif.
Sejauh ini, polisi telah menetapkan sang pengusaha, Indra Liyono, sebagai tersangka. Indra dijerat Pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dan Pasal 74 juncto Pasal 183 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Andri Hartanto selaku direktur operasional pabrik, dan Subarna Ega, selaku tukang las juga ditetapkan sebagai tersangka. Indra dan Andri dan Ega dikenakan Pasal 359 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebakan Kematian dan Pasal 188 KUHP tentang Kelalaian yang Menyebabkan Kebakaran dengan ancaman hukuman diatas lima tahun penjara. Andri sudah ditahan, sementara Ega masih dalam pencarian, diduga meninggal.
Pemecahan Masalah
Banyak orang yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan keuntungan dan pada dasarnya hal itu boleh saja dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja tetap pada jalur yang tetap. Disini perusahaan seharusnya bersikap jujur dan mementingkan para pekerjanya. Maka hal di atas mungkin saja bisa di cegah untuk terjadi. Karena perusahaan kembang api ini pada awalnya sudah berbohong tentang jumlah pekerja yang dikataan ada 10 orang ternyata memiliki 100 orang pekerja dan menyebabkan izin usaha dicabut. Dan juga perusahaan sudah memperkerjakan anak di bawah umur yang seharusnya tidak boleh dilakukan dan melanggar etika bisnis yang ada. Perusahaan juga tidak memakai peraturan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang baik. Dan lebih parahnya lagi banyak para pekerja yang tidak terdaftar BPJS Ketenagakerjaan, dari 103 pekerja, hanya 27 yang didaftarkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Jadi, cara menyelesaikan masalah pada kasus di atas agar tidak terulang di masa yang akan dating adalah jika kita ingin membuat suatu perusahaan maka buatlah dengan sejujurnya agar bisnis lebih lancer untuk dijalankan, dan juga kita harus lebih menghargai karyawan yang bekerja di perusahaan dengan setidaknya mendaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan dan membimbing mereka agar memahami peraturan tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
2.1.3    Contoh Kasus PT. Freeport Indonesia
Mogoknya hampir seluruh pekerja PT Freeport Indonesia (FI) disebabkan perbedaan indeks standar gaji yang diterapkan oleh manajemen pada operasional Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui mendapatkan gaji lebih rendah daripada pekerja Freeport di negara lain untuk level jabatan yang sama. Gaji sekarang per jam USD 1,5–USD 3. Padahal, bandingan gaji di negara lain mencapai USD 15–USD 35 per jam. Sejauh ini, perundingannya masih menemui jalan buntu. Manajemen Freeport bersikeras menolak tuntutan pekerja, entah apa dasar pertimbangannya.
Solusinya dari masalah di atas adalah Sebagai perusahaan berlabel MNC (multinational company) yang otomatis berkelas dunia, apalagi umumnya korporasi berasal dari AS, pekerja adalah bagian dari aset perusahaan. Menjaga hubungan baik dengan pekerja adalah suatu keharusan. Sebab, di situlah terjadi hubungan mutualisme satu dengan yang lain. Perusahaan membutuhkan dedikasi dan loyalitas agar produksi semakin baik, sementara pekerja membutuhkan komitmen manajemen dalam hal pemberian gaji yang layak.


BAB 3
PENUTUP
3.1       Saran
Saran untuk beberapa contoh kasus diatas adalah dengan meningkatkan kesadaran beretika didalam membangun sebuah bisnis, seharusnya mereka memikirkan kendala-kendala apa saja yang nantinya yang akan mereka hadapi, selain itu mereka juga harus memikirkan kesejahteraan bagi para pekerjanya, turut menjaga kesehatan lingkungan sekitar, mengikuti aturan-aturan yang telah tercantum di dalam Undang- Undang Dasar 1945 dan juga turut berkontribusi dalam pembanguan ekonomi Negara.


DAFTAR PUSTAKA